CIRI-CIRI AKHLAKUL MADZMUMAH
Setiap
orang mempunyai harga diri dan berusaha untuk mempertahankan harga dirinya.
Cara yang tepat untuk menjaga harga diri adalah memiliki akhlakul karimah dan
menjauhkan diri dari akhlakul madzmumah. Disini saya akan membahas lima macam
akhlakul madzmumah, yaitu ananiyah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah.
A.
Ananiyah (Egois)
Ialah sikap suka
mementingkan diri sendiri dan sekaligus meremehkan kepentingan orang lain.
Sikap ananiyah tidak disukai dalam pergaulan karena sering menimbulkan
kekecewaan pihak lain. Sikap egois berarti mengabaikan pihak lain yang berarti
suatu sikap sombong atau takabur. Islam mendidik umatnya agar memiliki akhlak
yang mulia dan menghormati orang lain dengan tulus.
B.
Ghadab (Marah)
Marah berarti
perasaan sangat tidak senang karena dihina dan sebagainya. Orang yang mudah
marah disebut pemarah. Orang yang tidak dapat marah dikatakan tidak normal,
sedangkan terlalu mudah marah dikatakan menderita gangguan mental.
Jadi, marah adalah
hal yang biasa, selama kemarahan tersebut
wajar dan seimbang dengan pennyebabnya. Apabila kemarahan sudah melewati batas
yang wajar dan tidak seimbang dengan pennyebabnya, maka hal tersebut merupakan
gangguan mental. Islam mendidik umatnya agar memiliki sifat sadar dan tidak
mudah marah..
C.
Hasad (Dengki)
Hasad atau dengki
adalah perbuatan buruk yang timbul dari perasaan iri yang ada pada diri
seseorang. Adapun iri ialah rasa tidak senang melihat orang lain mendapatkan
kesenangan. Misalnya: Ahmad merasa tidak senang melihat nilai Mukhlis lebih
baik dari nilainya. Apabila rasa tidak senang pada diri Ahmad kian bertambah,
mungkin saja setan akan menggodanya
Sehingga Ahmad tega
mencoblos ban kendaraan milik Mukhlis. Perbuatan mencoblos ban itulah yang
disebut hasad atau dengki.
“Jagalah dirimu dari sifat hasad (dengki), karena
sesungguhnya hasad itu memakan (merusak) kebaikan, sebagaimana api memusnahkan
kayu bakar”. (HR.Abu Dawud)
D.
Ghibah
Ghibah berarti membicarakan kejelekan orang lain dengan
maksud menjatuhkan nama baiknya. Sudah barang tentu sifat ini amat tercela dalam
pergaulan hidup. Kiranya bukan rahasia lagi bahwa melihat keburukan atau
kekurangan orang lain lebih mudah daripada
melihat keburukan atau kekurangan dirinya sendiri. Itulah sebabnya
muncul peribahasa “ Gajah di pelupuk mata
tiada tampak, kuman diseberang lautan tampak”. Maksudnya, kekurangan atau
kesalahan diri sendiri yang cukup banyak tidak disadari, sedangkan kekurangan
atau kesalahan orang lain yang sebenarnya kecil saja senantiasa tampak dan
diperhatikan sungguh-sungguh.
“…dan barang siapa menutupi aib (cacat) orang lain, maka
Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat (kelak)”.
E.
Namimah (Mengadu
Domba)
Mengadu domba berarti
mempertarungkan dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Seseorang
dikatakan mengadu domba apabila berusaha untuk mengacaukan kedua belah pihak
agar keduanya cekcok atau saling memusuhi. Lazimnya, mengadu domba hanya
dilakukan dengan kata-kata agar kedua belah pihak saling membenci dan saling
memusuhi. Dengan demikian, namimah benar-benar suatu perbuatan yang amat
membahayakan bagi kehidupan manusia
NAMA :
RAFIQUL HAKIM
KELAS :
X ELEKTRO 2
Posting Komentar untuk "CIRI-CIRI AKHLAKUL MADZMUMAH"